Jumat, 07 Juni 2013

APA DI BALIK KONFLIK DI SURIAH (syam)

Belum berakhir luka kaum Muslimin di Afghanistan, Kashmir, Checnya, Palestina dan seluruh negeri kaum muslimin lainnya yang sedang terdzolimi, kini Suriah (Syam) yang menderita. Puluhan ribu nyawa telah hilang, darah merah segar menjadi pemandangan harian yang tak terhindarkan. Anak-anak tak berdosa, para wanita dan juga orang tua menjadi korban kebengisan dan kebiadaban penguasanya.


Benarkah ini hanya KONFLIK POLITIK antara penguasa dengan rakyatnya?? Benarkah penguasa Suriah memaksakan Syahadat "Laa Ilaha Illa Bashar??" Akankah bumi Suriah (Syam) menjadi ajang Jihad Sunni melawan Syi'ah??


Untuk membedah dan mengupas persoalan ini, Mahasiswa Pecinta Islam (MPI)  Solo Raya menyelenggarakan Kajian, Suriah Menjerit Adakah Yang Perduli (Save Syria – Let’s Pray For Them)   Ahad (15/7/12). Acara tersebut berlangsung di Masjid Baitul Makmur Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, dengan narasumber Ust. Abu Rusdan dari Kudus dan Ust. Bambang Sukirno dari solo.


Sebagai pembicara pertama, Ust. Bambang, menyampaikan materi seputar “Sejarah & Latar Belakang konflik Suriah”. Iran yang mayoritas berpenduduk Syi’ah sering kali bersuara lantang jika Amerika atau Israel melakukan “kedzoliman” dan pembantaian dinegeri-negeri muslim seperti yang mereka lakukan di Palestina dan negara muslim lainnya. Tapi kenapa pada saat Rezim Syi’ah Nushairiyah di Suriah pimpinan Bashar Assad melakukan hal yang sama kepada rakyatnya yang mayoritas sunni, Iran dan presiden Ahmadinejjad diam saja??

Hal ini menurut Ustadz Bambang Sukirno hanya merupakan permainan kata-kata rezim Syi’ah Iran untuk membuat politik pencitraan didunia islam. Retorika tersebut adalah trik lama yang dipakai Iran untuk menaikkan posisi tawar dalam lobi-lobi dengan Amerika dan negara Arab yang ada di Timur Tengah.

“Retorika kutukan atas Israel adalah salah satu trik lama yang dipakai Iran. Retorika berbisa yang disampaikan kepada Israel adalah hanya sekadar kata. Iran menggunakan ‘kutukan pada Israel’ untuk menaikkan posisi tawar di hadapan AS dan kawasan Arab”, 

Lebih lanjut Ustadz Bambang dalam penyampaian materinya seputar “Sejarah & Latar Belakang konflik Suriah” dengan judul makalah beliau yakni “Jejak Berdarah Rezim Nushairiyyah” menjelaskan bahwa “drama” permusuhan Iran dengan Israel yang dibantu Amerika hanya untuk mengalihkan perhatian dunia islam terhadap pembantaian brutal yang dilakukan oleh kelompok Syi’ah dengan segala macam sektenya (Report: Iran officials told Assad to focus on Israel to divert attention from Syria crisis. www.haaretz.com 14 Mar 2012).

“Para pejabat Iran menasihati Assad agar mengalihkan perhatian pada Israel dan “pembelaan” Palestina untuk mengalihkan perhatian umat Islam dari pembantaian brutal yang dilakukannya”, Tegas Ust yang juga aktif dalam menulis buku yang bertemakan Jihad tersebut.


Sedangkan Ust. Abu Rusydan, menyampaikan materi kedua yang memaparkan “Revolusi Suriah Dimata Umat Islam”.  Pada materi kedua, narasumber menggambarkan kondisi terkini yang terjadi di Suriah, serta mengupas perbedaan persepsi tentang konflik Suriah.


Menanggapi berbagai polemik seputar konflik yang terjadi di Suriah, apakah termasuk konflik Politik, konflik Sektarian atau konflik Agama, Ustadz Abu Rusydan da'i muda asal kota Kretek Kudus ini menjelaskan bahwa dari berbagai sumber yang bisa dipercaya baik dari segi kacamata Syar'i maupun Duniawi, -yakni media-media islam yang mengabarkan konflik yang terjadi di Suriah -, beliau menyatakan bahwa konflik Suriah adalah Perang Agama.


"Kenapa kita berbicara Syam itu kok Damaskus dan Suriah?? Kita jawab, kenapa kita berbicara Suriah kok kita itu adalah Perang Ideologi kok bukan Perang Agama, maka saya jawab ini adalah perang agama. Sebab, konon istilah Ideologi adalah buatan manusia, sedangkan agama adalah buatan Allah. Dan peperangan yang terjadi di Suriah sekarang ini merupakan Nubuwah Rosululloh saw tentang perang akhir zaman yang terjadi di kota Damaskus," 


Beliau menjelaskan, bahwa Syi'ah adalah sekte diluar Islam dan bukan termasuk salah satu madzhab dalam islam. Karenanya sangat aneh jika ada sebagian kaum Muslimin yang mengatakan Syi'ah merupakan sebuah madzhab dari salah satu madzhab dalam Islam. "Ada yang berpendapat bahwa itu konflik Suriah itukan konflik sektarian, antara sekte Syi'ah dengan sekte Sunni. Sekali lagi saya sampaikan ayyuhal ikhwah, didalam sebuah kitab "Jaa Daurul Majus" disebutkan bahwa Syiah itu bukan sekte Islam, Syi'ah itu bukan Madzhab dalam islam", ungkap yang pernah berjihad ke Afghanistan tersebut.


Dalam sejarah awal kemunculan Syi'ah, Kata Ustadz Abu Rusydan, sudah bisa diketahui bahwa lahirnya Syi'ah adalah dari Majusi. Sehingga, menurutnya tidak mungkin ada Majusi yang termasuk dalam salah satu golongan Islam, sedangkan Majusi sendiri berasal dari Persi atau Persia yang merupakan kaum penyembah berhala. " Tapi akar munculnya Syi'ah itu adalah dari Majusi. Bahwa hari ini Majusi sudah memegang peranan yang sangat luar biasa dengan menancapkan kuku-kukunya dan taring-taringnya didunia islam. Dan berangkatnya Syi'ah itu berasal dari balas dendamnya Majusi Persi terhadap islam, kemudian mereka berkolaborasi dengan Yahudi dan Nashrani", Ujarnya.


Beliau menegaskan kembali,  konflik di Suriah ialah sebuah perang agama, sebab Syi'ah itu menurutnya bukan termasuk golongan atau madzhab dalam Islam. Dan menurutnya, yang perlu dicatat lagi oleh kaum muslimin yaitu bahwa kelahiran Syi'ah, khususnya Syi'ah Nushairiyyah (yang sedang berkuasa di Suriah)  pada abad ke-3 H di bawah pimpinan Muhammad bin Nashir An-Numairi,  mengaku sebagai Nabi dan meyakini bahwa Imam Abul Hasan Al-'Askari (Imam ke-11 dari Syi'ah Ja'fariyyah Imamiyyah) adalah Tuhan.
"Jadi, Syi'ah tidak boleh disebut sekte dari Islam. Tetapi sekali lagi saya sampaikan munculnya Syi'ah didunia berangkat dari gerakan Politik yang dilandasi balas dendam Majusi Persi terhadap Islam", tegasnya kembali.





Sebetulnya antara Iran (Syi’ah), Amerika (Nasharani) dan Israel (Yahudi) adalah satu tubuh dan bersekongkol. Untuk memuluskan rencananya menguasai dunia, akhirnya mereka membuat sebuah “pencitraan” bagi dunia islam. Digambarkan seakan-akan Iran bermusuhan dengan Israel yang dibantu Amerika. Ini hanya topeng saja untuk menutupi kebengisan Syi’ah yang hobi membantai kaum muslimin sejak zaman Nabi Muhammad saw hingga saat ini (Report: Iran officials told Assad to focus on Israel to divert attention from Syria crisis. www.haaretz.com 14 Mar 2012).

“Salah satu konspirasi Iran, Amerika dan Aliansi Utara nampak saat Taliban di Afghanistan jatuh. Jangan sampai Ahlu sunah yang berkuasa untuk memilih pemimpin, apakah Amanulloh Khan atau yang lainnya. Akhirnya mereka memilih Hamid Karzai. Dan Hamid Karzai adalah pengikut Baha’i salah satu sekte dari Syi’ah, dan setelah saya ketahui ternyata Mahmud Abbas (PLO Palestina) penganut  Syi’ah Al-Babiyah. Jadi sekali lagi, Syi’ah sampai hari ini dengan segala sektenya apapun namanya adalah Kebathilan yang kemudian diretas oleh Penjajah Barat,” pungkas beliau.




Kajian dalam rangka solidaritas untuk kaum muslimin di Suriah ini, dihadiri lebih dari 500an jama'ah ikhwan maupun akhwat. Dalam kesempatan tersebut, diadakan pula penggalangan dana untuk bantuan kepada kaum Muslimin di Suriah. Sementara itu, dana yang terkumpul pada kajian tersebut kurang lebih sebesar 14 juta, rencananya dana terkumpul akan disalurkan melalui Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI).


Sebelumnya pada Jum’at (13/7), Forum Solidaritas Umat Islam Solo Raya Untuk Muslim Suriah (FSMS) melalukan aksi longmarch dan penggalangan dana untuk solidaritas Muslim Suriah. Aksi tersebut bertempat di Bunderan Gladag, Solo, Jawa Tengah. Sumber:www.Suara-Media.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar